Kota Palembang adalah ibu kota provinsi
Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah
Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km²[4] yang dihuni 1,7 juta
orang dengan kepadatan penduduk 4.800 per km². Diprediksikan pada tahun 2030
mendatang Kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang.
Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu
kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan
Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9
juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya".
Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah
barat Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan
sebagai kota pada tanggal 17 Juni 688 Masehi menjadikan kota Palembang sebagai
kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice
of the East ("Venesia dari Timur").
Sejarah
Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat
dari kerajaan Sriwijaya,[6] Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada
tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak
berarti lagi bagi para pedagang asing.[6]. Selanjutnya berdasarkan kronik
Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada
tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.[7][8].
Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan
Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damar
sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada
Mahapatih Majapahit pada tahun 1343.[9]Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires
seorang apoteker Portugis menyebutkan Palembang,[10] telah dipimpin oleh
seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan
Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh
Portugis.
Gambar
Palembang pada tahun 1659
Palembang muncul sebagai kesultanan pada
tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya.[11] Namun
pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah
Hindia-Belanda.[12] Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar
dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Pada tanggal 27 September 2005, Kota
Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai
"Kota Wisata Air" seperti Bangkok di Thailand dan Phnom
Penh di Kamboja. Tahun 2008 Kota Palembang
menyambut kunjungan wisata dengan nama "Visit Musi 2008". Palembang
baru saja menjadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga olahraga dua tahunan
se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVII Tahun 2011.
Objek Wisata
Jembatan Ampera
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II
Palembang.
Sorot laser Gedung Kantor Walikota di latar
belakang Benteng Kuto Besak.
Air mancur di Kambang Iwak.
Industri pupuk nasional Pupuk Sriwijaya.
-
Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750km yang membelah Kota
Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan
sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi
urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan.[15] Di
sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan
Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro,
Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai
Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al - Munawar, dll.
-
Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang
melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan
Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada
tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga
ahli dari Jepang.
-
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang, terletak di
pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan
dengan kapasitas 15.000 jemaah[16].
-
Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan
dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan
Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor
kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan
satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat
perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan
pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan
Eropa.[17]
-
Gedung Kantor Walikota, terletak di pusat kota, pada awalnya
bangunan ini berfungsi sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan
air keseluruh kota sehingga juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat ini
gedung ini berfungsi sebagai Kantor Walikota Palembang dan terdapat lampu sorot
di puncak gedung yang mempercantik wajah kota di malam hari.
-
Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di
tengah kota, dekat dengan tempat tinggal wali kota Palembang. Di tepian danau
ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari
libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di
waktu malam.
-
Hutan Wisata Punti Kayu, sebuah hutan wisata kota yang terletak
sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan
sebagai hutan lindung. Didalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan
menjadi tempat hunian sekelompok monyet lokal.
-
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah site peninggalan
Kerajaan Sriwijaya yang terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah
prasasti batu peninggalan Kerajaan di area ini.
-
Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah
barat Kota Palembang. Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam
kuno Kerajaan Sriwijaya.
-
Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan
dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya di dalam
bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
-
Museum Negeri Balaputradewa, sebuah museum yang menyimpan banyak
benda - benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
-
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan
Ampera dan Benteng Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan
Keraton Palembang Darussalam. Didalamnya terdapat banyak benda - benda
bersejarah Kota Palembang.
-
Museum Tekstil, terletak di Jl. Merdeka museum ini menyimpan benda
- benda tekstil dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatera Selatan.
-
Kawah Tengkurep
-
Masjid Cheng Ho Palembang
-
Klenteng Soei Goeat Kiong (Klenteng tertua di Palembang)
-
Kampung Kapitan
-
Kampung Arab Al Munawwar 13 Ulu
-
Fantasy Island
-
Bagus Kuning
-
Pusat Kerajinan Songket
-
Pulau Kemaro
-
Kilang Minyak Pertamina
-
Pabrik Pupuk Pusri
-
Sungai Gerong
-
Jakabaring Sport City (JSC)
-
Waterboom OPI Jakabaring
-
The Amanzi Waterpark CitraGrand City
-
Rumah Mak Bani Montok
Seni dan Budaya
Festival perahu hias dan lomba bidar di
Sungai Musi.
Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang
dari wilayah lain, telah menjadikan kota ini sebagai kota multi-budaya. Sempat
kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk kota ini lalu mengadopsi
budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat
dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti "lawang
(pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar
kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam
peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam
Islam di Jawa.
Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:
·
Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas
Palembang)[18]
·
Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan
sebagai penyambutan kepada tamu-tamu dan tari Tanggai yang diperagakan dalam
resepsi pernikahan
·
Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa
oleh para saudagar Arab dulu, dan menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M
Akib, Ki Kemas H. Umar dan S. Abdullah bin Alwi Jamalullail
·
Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke,
Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang
·
Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah
Rakit
Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu
jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket Palembang
merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di antara keluarga kain
tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain
songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat
tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai
pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna emas
dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya dan
pengaruh China pada masa lampau. Material yang dipakai untuk menghasilkan warna
emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari Tiongkok, Jepang,
dan Thailand. Benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung
tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia.
Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang
tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda
dengan batik Jawa, batik Palembang nampak lebih ceria karena menggunakan warna
- warna terang dan masih mempertahankan motif - motif tradisional setempat.
Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai
festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap
bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar
dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival
memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi.
Pempek merupakan makanan
khas Palembang.
Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar.
Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan
"Chinese taste" yang kental pada masyarakat Palembang.
-
Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal
di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan
sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut
menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan
lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut.
Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam,
pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek
pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek
otak - otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa
menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula
merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka
(cuko).
-
Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan
mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil - kecil
mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun
dan jamur kuping sebagai pelengkap.
Model, salah satu olahan
pempek.
Pindang ikan
patin khas Palembang, rasanya pedas, asam, dan gurih.
-
Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan
dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan
ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis
model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).
-
Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal,
dipotong melintang dan kemudian disiram kuah santan pedas.
-
Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek
dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan.
-
Mie Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran
agak besar mirip mie soba dari Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang
dan daging udang.
-
Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu
yang dibentuk mirip dadar gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah
santan.
-
Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo,
namun bertekstur mie.
-
Martabak HAR,adalah makanan Khas dari India yang dibawah
oleh Haji Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telor bebek
dan telor ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.
-
Pindang Patin, salah satu makanan khas Palembang
yang berbahan dasar daging ikan patin yang direbus dengan bumbu pedas dan
biasanya ditambahkan irisan buah nanas untuk memberikan rasa segar. Nikmat
disantap dengan nasi putih hangat, rasanya gurih, pedas dan segar.
-
Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan
sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan
bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap
sebagai lauk dengan nasi putih hangat.
-
Malbi, mirip rendang, hanya rasanya agak manis,
berkuah dan gurih.
-
Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan
dasar daging durian yang ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya
seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan
gurih.
-
Otak-otak, varian pempek yang telah tersebar di
seluruh Indonesia, berbahan dasar mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan
dan kemudian dibungkus daun pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara
api dan biasa disantap dengan saus cabai / kacang.
-
Kemplang, berbahan dasar pempek lenjer, diiris
tipis dan kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak
dengan cara digoreng atau dipanggang hingga mengembang.
-
Kerupuk, mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk
melingkar, dijemur, kemudian digoreng.
-
Kue Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan
dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang
dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan
kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu
sajian istana Kesultanan Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian
untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh
Palembang dan sering disajikan saat hari raya.
-
Kue Delapan Jam dengan adonan mirip kue maksubah,
kue ini sesuai dengan namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan
waktu delapan jam. Kue khas Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian
untuk tamu kehormatan dan sering disajikan di hari raya.
-
Kue Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun
pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan
ketan dan memiliki rasa manis dan legit.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palembang